Jangan terkejut ketika anak yang selama ini dianggap masih kecil mulai memiliki ketertarikan seksual atau menunjukkan beberapa perilaku seksual. Itu hal yang normal dan sebaiknya orangtua mempersiapkan anak menghadapi pubertas.

Pubertas membawa perubahan fisik dan emosi yang cukup dramatis, yang mungkin saja menakutkan bagi anak-anak yang belum siap.

Anak bisa tenang ketika anggota keluarga mulai menyadari perubahan dalam diri mereka. Bicara tentang bagaimana kau merasa dan bagaimana mengatasi situasi rumit seperti menstruasi atau mimpi basah perlu dilakukan agar anak tidak kaget menghadapi pubertas.

Seperti dilansir dari Better Health Channel, Rabu (23/6/2010), pada usia sekolah dasar, perilaku-perilaku tertentu yang muncul bisa berupa:
1. Anak merasa malu bila telanjang di depan orang tua mereka.
2. Anak mulai berkumpul dengan teman sesama jenisnya, dan mulai mengeluhkan 'gangguan anak perempuan' dan 'gangguan anak laki-laki' ketika membicarakan lawan jenis.
3. Permainan yang dilakukan bisa berupa permainan ciuman atau memerankan pernikahan.
4. Anak-anak penasaran mengenai perbedaan gender, hubungan seksual dan kehamilan. Dan mereka juga mulai membicarakan topik ini di antara mereka sendiri dengan berbagai tingkatan tertentu.
5. Permainan gender yang dimulai di awal masa kanak-kanak, seperti bermain 'dokter-dokteran', bisa saja terus berlanjut karena anak-anak usia ini tertarik untuk mengetahui lebih.

Bagaimana mempersiapkan anak menghadapai pubertas?
1. Mulailah pembicaraan mengenai pubertas saat anak berusia 9 tahun.
2. Bila Anda merasa tidak yakin atau tidak jelas mengenai perubahan pubertas, cari tahulah.
3. Gunakan alat-alat seks edukasi yang sesuai dengan usia, seperti buku, untuk menjelaskan pada anak Anda mengenai perubahan yang akan mereka alami.
4. Anak-anak perempuan bisa mulai menstruasi mereka saat usia 8 tahun. Pastikan kalau mereka tahu apa yang harus dilakukan. Tunjukkan padanya seperti apa itu pembalut. Semakin mendekatnya waktu, sediakan pembalut dalam kemasan kecil di tas mereka.
5. Anak lelaki perlu tahu mengenai ereksi dan mimpi basah yang tidak diinginkan, sebelum hal ini terjadi, sehingga kejadian ini tidak mengagetkan mereka.
6. Beritahu para anak perempuan mengenai perubahan pubertas laki-laki, begitu pula sebaliknya.

Selain masalah pubertas, anak juga mendapat informasi mengenai hubungan seksual agar tidak salah langkah. Hal-hal yang sebaiknya anda lakukan dalam berbicara dengan anak mengenai topik seksual ini antara lain:
1. Jangan tunggu anak anda untuk bertanya. Jika usia anak anda sudah mencapai 10 tahun, tetapi mereka belum pernah menanyakan apapun pada anda, namapaknya rasa malu membuatnya berhenti pada poin ini.

2. Beberapa anak mungkin merasa lebih sederhana saat usia 6 tahun dan mungkin menginginkan keleluasaan pribadi di kamar mandi. Hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk membuatnya yakin kalau mereka bisa mengatakan 'tidak' atas apa yang tidak mereka inginkan.





3. Masturbasi adalah hal normal dan sehat untuk anak-anak dan bisa saja sudah terjadi jauh sebelum masa pubertas dimulai. Yang perlu diketahui anak-anak, masturbasi adalah suatu hal yang dilakukan secara pribadi.

4. Banyak orang tua yang mulai membicarakan tentang kehamilan ketika anak mereka masih berusia pra-sekolah. Tentunya, sangat penting untuk memulai pembicaraan ketika usia mereka 8 atau 9 tahun. Jika anak Anda belum pernah bertanya, Anda bisa mulai dengan pertanyaan, 'Pernahkah kau bayangkan bagaimana kau lahir?'. Cari kesempatan untuk memulai pembicaraaan, contohnya menggunakan buku atau mengomentari saudara yang sedang hamil.

5. Beberapa anak perempuan akan mulai berkembang dadanya dan berakhir pada usia 8 tahun. Pada usia 9 tahun, mulai bercakap-cakap dengan laki-laki dan perempuan mengenai pertumbuhan dan perubahan tubuh.

6. Pastikan anak Anda tahu pada siapa mereka bisa bicara mengenai hal memalukan. Beritahukan padanya, ke mana mereka harus bertanya bila mereka membutuhkan bantuan orang dewasa, di saat mereka segan untuk mendatangi Anda.



Selaput dara atau hymen sering disebut sebagai tanda keperawanan. Definisi perawan adalah orang yang tidak pernah melakukan hubungan seksual. Jika seorang gadis memasukkan jarinya atau objek lain seperti mainan seks ke dalam vaginanya, gadis itu dapat merusak selaput dara nya, yang merupakan membran yang membentang di pembukaan vagina, tetapi jika gadis tersebut tidak pernah melakukan hubungan seks dalam hidupnya, maka dia disebut masih perawan. Sehingga bisa disebut onani atau masturbasi tidak akan pernah merusak keperawanan.
Semua orang baik pria maupun wanita bisa melakukan onani atau masturbasi. Pada wanita, apakah masturbasi bisa merusak selaput dara? jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Ada banyak cara lain dimana selaput dara bisa robek tanpa melakukan hubungan seks seperti olah raga berat, meloncat atau terjatuh. Masturbasi, meloncat dan jatuh yang menyebabkan selaput dara robek tidak akan menghilangkan keperawanan. Sebab keperawanan hilang hanya karena telah berhubungan seks bukan karena rusaknya selaput dara.
Bagi sebagian besar orang keperawanan sering diidentikkan dengan robeknya lapisan selaput dara. Jika selaput dara rusak berarti sudah pernah melakukan hubungan seks dan berarti tidak perawan lagi. Faktanya adalah, ada banyak hal yang membuat selaput dara robek. Bahkan fakta lain menyebutkan terkadang ada selaput dara yang bersifat elastis sehingga tidak mudah sobek meski sudah pernah melakukan hubungan seks.
Karena itu, selaput dara yang utuh mengindikasikan bahwa sang wanita masih perawan tapi selaput dara yang sudah robek bukan berarti dia tidak perawan lagi. Hal yang sama juga berlaku pada pria, jika dia sudah pernah melakukan masturbasi tapi belum pernah melakukan hubungan seks maka pria tersebut dikatakan masih perjaka.
Karena resiko selaput dara bisa rusak, banyak wanita yang mencoba berhenti onaniTips aman bagi wanita perawan yang melakukan masturbasi agar hati-hati memasukkan jari atau benda lain ke dalam vagina. Masturbasi yang aman dan tidak mengganggu selaput dara adalah dengan melakukan rangsangan pada klitoris yang terletak di vagina bagian luar, tidak dengan memasukkan jari ke dalam vagina.


Menurut sebuah statistik di Amerika 60 persen wanita mengakui pernah melakukan masturbasi dimana secara spesifik 20 persen wanita dibawah umur 30 tahun masturbasi seminggu sekali dan 7% melakukannya setiap hari. Rata-rata wanita mulai masturbasi di usia sekitar 14 atau 15 tahun.Mengapa wanita masturbasi?

Ketika pria harus menghabiskan sebagian besar waktunya mengejar wanita dan mencoba melakukan hubungan intim, masturbasi menjadi sedikit kebutuhan untuk bertahan. Tetapi masturbasi pada wanita adalah pilihan dan bukan kebutuhan. Sekalipun ada wanita menyisihkan waktu mengeksplorasi tubuh mereka, hal ini dilakukan untuk menemukan kesenangan dan ketidaksenangan seksual agar mencapai orgasme lebih mudah.

Berikut beberapa alasan mengapa wanita masturbasi:


Tabu, menimbulkan rasa bersalah, atau bisa berdampak buruk bagi kesehatan adalah sejumlah anggapan yang membuat kebanyakan wanita merasa jengah ketika membahas soal masturbasi. Bisa dibilang, kegiatan yang juga dikenal dengan istilah onani atau seks ’swadaya’ ini memang lebih populer di kalangan pria. Tapi, sebenarnya tidak sedikit wanita yang juga melakukannya.

Menurut studi seputar masturbasi mengungkapkan, sebanyak 95 persen pria dan 89 persen dari wanita ternyata melakukan aktivitas ini. Mereka terdiri orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang, profesi, dan umur.

Lantas, apakah masturbasi berbahaya?



Untuk perempuan, janggal memang anda melakukan masturbasi. Bukan saja perasaan takut akan kehilangan selaput dara, juga banyak yang masih menganggapnya tak lazim, pun tabu.
Benar memang, jika anda belum pernah melakukan hubungan seksual, tetapi jika pernah, hal ini bukan menjadi kejahatan. Dan sekaligus mempelajari tubuh sendiri.
Saat masih kecil, anda mungkin menjelajahi tubuh anda dari ujung ke ujung untuk mengetahui dari mana anda berasal, dan bagian mana yang menimbulkan rasa nyaman. Percobaan semacam ini biasanya berkembang menjadi masturbasi, tetapi anak-anak sering menerima nasehat yang membingungkan dari orang tua tentang hal ini. Mereka dilarang untuk menyentuh diri sendiri dan tangan mereka dipukul. Hal ini cenderung meninggalkan kesan bahwa eksplorasi seksual benar-benar suatu hal yang sangat buruk.



KOMPAS.com — Masturbasi sering dikonotasikan dengan sesuatu yang bersifat negatif. Orang menjadikannya alat yang ideal untuk mendapatkan kesenangan diri. Hal ini tak dapat dilepaskan dari fungsi masturbasi itu sendiri.
Pada dasarnya, masturbasi adalah aktivitas merangsang diri sendiri. Bila hal ini dilakukan perempuan, maka ia akan menstimulasi area genitalnya, seperti vagina dan klitoris. Perempuan yang sudah terbiasa mengeksplorasi area vulva-nya, bahkan mampu menemukan area G-spot. Kerap kali perempuan berhasil mencapai orgasme melalui rangsangan ini.